Translate in :

Selasa, 11 Maret 2014

Hegemoni Barat Terhadap Peradaban Islam

Islam adalah Agama terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada manusia. Islam merupakan penyempurna Agama-agama sebelumnya. Nabi Muhammad Saw sebagai penutup para Nabi adalah orang yang Allah Swt tugaskan untuk membawa risalah Islam. Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw mencakup segala aspek. Islam adalah Agama, Ummat, Negara dan Peradaban.
Islam telah menunjukan kebenaran yang nyata dan itu terlihat dan terekam dengan jelas sepanjang perjalanan Islam. Kendati demikian, kebenaran tidak selamanya dapat diterima oleh semua pihak, namun justru dimana ia berada pasti ada yang mengingkarinya.
Kondisi seperti inilah yang terjadi terhadap Islam dimata Barat, Islam mereka anggap sebagai ancaman terbesar yang menganggu keberlangsungan peradaban Barat. Maka dari itu berbagai kajian tentang ke-Islaman (al-dirāsāt al-Islāmiyyah)
 mereka lakukan. Kajian dan pemikiran mereka tentang Islam, Notabene tidak pernah lepas dari bias yang berakar pada misi gereja serta untuk menguatkan hegemoni Barat terhadap Islam.
Proyek yang pertama kali mereka kerjakan adalah mengubah corak pola pikir (’aqliyyah) umat Islam dengan sebuah corak baru yang berdiri diatas dasar kaedah-kaedah pemikiran yang sama sekali terputus hubungan dengan Allah Swt. Dari proyek ini dapat kita lihat hasilnya. Pola pikir seperti ini melahirkan cendikiawan muslim yang liberal dan pluralis, yang secara sengaja mengikuti methodologi Barat dalam mengambil isinbāt al-akām. Sehingga, hasilnya adalah fatwa-fatwa yang sesat dan menyesatkan (āllah muillah) bagi umat Islam.
Citra Islam di Mata Barat
Proses dakwah Islam sebagai agama terakhir, penyempurna agama-agama sebelumnya, sejak awal sudah berinteraksi dengan peradaban-peradaban yang ada. Dimulai dengan dakwah Nabi Saw terhadap keluarga beliau, kemudian kepada kaum Quraisy, dilanjutkan dengan menyebarkan Islam kepada kaum-kaum lainnya, kemudian seruan nabi terhadap kaisar Romawi, raja Najasyi yang berkuasa pada saat itu.
Proses dakwah inilah yang dilakukan oleh Islam, menyeru kepada kalimatullah yang Haq dengan cara yang paling baik ”ud’u billatī hiya asan” dan dengan tanpa paksaan ”lā ikrāha fī d-dīn” dari sinilah, islam mulai dikenal dengan agama yang sempurna. Sejarah mencatat tidak ada satu peperangan pun yang dilakukan dengan tujuan penyebaran Islam secara paksa kepada suatu kaum. Melainkan peperangan yang terjadi adalah untuk mempertahankan diri dari serangan orang-orang kafir yang tidak menghebndaki keberadaan Islam. Sejarah inilah yang dikaburkan oleh Barat saat ini, dengan penuh kedengkian dan api permusuhan, Barat memutarbalikan sejarah peradaban Islam.
Barat menuduh Islam, bahwasannya Islam disebarkan dengan pedang, Ekspansi perluasan wilayah Islam adalah Penjajahan Islam terhadap bangsa-bangsa lain. Dalam hal ini alangkah baiknya merenungkan firman Allah Swt: walantarā ’anka l-yahūdu wala n-naarā attā tattabi’a millatahum. Ayat ini dengan tegas menyatakan, bahwasannya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha terhadap umat Islam sehingga umat islam mengikuti ajaran mereka.
Di era posmodern ini, kedengkian Yahudi-Kristen Barat semakin terlihat dengan jelas, bahkan tidak malu-malu menampakkan diri, melalui kajian para orientalis yang mencari kelemahan Islam. Islam mereka jadikan sebagai objek kajian yang mereka cari titik kelemahan Islam,kemudian mereka serang titik kelemahan itu.
Hubungan Islam dan Barat selamanya tidak akan pernah harmonis, hal ini dikarenakan tidak ada sama sekali niat baik dari barat untuk hidup berdampingan dengan Islam. Puncak ketegangan Barat terjadi pada peristiwa Drama 11 September 2001. Kasus hancurnya gedung World Trade Center (WTC) di New York dan gedung pertahanan Amerika Pentagon di Wahington DC, yang diduga dilakukan kelompok ekstrimis Islam dibawah komando Osama bin Laden, membuat penilaian negatif negara Barat terhadap Islam semakin kencang dan hubungan keduanya mencapai titik nadir.
Kondisi itu mengakibatkan Umat Islam di dunia dipandang buruk dan disebut sebagai pengikut ajaran agama yang dogmanya hanya menyebarkan teror dan kekerasan. Sehingga bangsa Barat menyimpulkan bahwa umat Islam tidak bisa hidup berdampingan dengan umat lainnya.
Jika dilihat dari segi historis sejarah, persinggungan antara Islam dan Barat telah terjadi semenjak pertama Munculnya agama Islam pada abad ke-7, sejak saat inilah muncul berbagai upaya Yahudi dan Kristen untuk menghancurkan Islam.
Di antara peristiwa yang paling besar adalah peristiwa perang salib yang terjadi selama krang lebih 2 abad yaitu, antara tahun 1095-1291 M, perang salib yang dilancarkan Kristen terhadap Islam adalah atas restu dari Paus Urbanus II yang mengeluarkan fatwa penting pada tanggal 17 November 1095 di Clermont, dengan menyerukan umat Kristen agar berangkat membebaskan kota suci yerusalem dari penindasan umat Islam. Perang salib pertama Kristen meraih keberhasilan yaitu dengan ditaklukannya ibu kota Saljuk di Iznik pada juni 1097, yang mana pada saat itu berada dibawah pimpinan Sultan Qilij Arslān. Jatuhnya ibu kota Saljuk diikuti dengan jatuhnya kota Antiokhia pada tahun 1098 dari tangan umat Islam ke tangan kaum Frank. Perang salib ini berakhir setelah penaklukan Acre pada tahun 1921.
Pada tahun tujuh puluhan missionaris Kristen yang bekerja sama dengan imprealis Barat dalam menyerang Islam. Mereka terus melakukan aktifitasnya di dunia Islam terutama di wilayah minoritas Muslim yang bertujuan untuk mengkristenkan kaum Muslimin di dunia Sebagaimana diumumkan dalam muktamar "Colorado" pada tahun 1978 yang membahas tidak kurang dari empat puluh agenda seputar Islam dan kaum Muslimin berikut strategi untuk menyebarkan agama nasrani di kalangan kaum Muslimin dengan dana seribu juta dolar. Selain itu telah didirikan lembaga "Zwemmer" untuk mencetak para spesialis dalam hal mengkristenkan kaum Muslimin. Salah satu isi dokumen muktamar Colorado ini adalah: “Islam ialah satu-satunya agama yang landasan-landasan dasarnya bertentangan dengan pilar-pilar Kristen. Hukum Islam ialah satu hukum keagamaan yang paling banyak keserasiannya secara sosial dan politik. Kita memerlukan ratusan pusat (pendidikan dan pengkajian) untuk memahami Islam dan menerobosnyadengan jalan kesantunan dan kecerdikan. Oleh karena itu, tidak ada satu hal pun yang lebih penting bagi kita kecuali Kristenisasi umat Islam”
Kemudian pada tahun delapan puluhan di abad ke-20, Richard Nixon, mantan presiden Amerika , sekaligus sebgai salah satu ahli strategi Amerika, mengatakan, “Islam bukanlah agama semata. Akan tetapi, ia merupakan dasar bagi sebuah peradaban yang besar” Dia juga mengatakan, “Islam dan Barat adalah dua hal yang bertentangan. Dalam padangan Islam dunia terbagi menjadi dua; Dâr al-Islâm dan Dâr al-Harb, dimana yang pertama harus mengalahkan yang kedua” pernyataan Nixon ini menunjukan adanya carapandang barat yang berbeda terhadap Islam. Nixon menyatakan bahwa Islam merupakan ancaman terbesar bagi bangsa Barat.
Kemudian serangan yang paling dekat dengan drama WTC adalah pada awal paruh akhir abad ke dua puluh, atau dua belas tahun sebelum drama WTC terjadi. Yaitu pasca keruntuhannya Komunis di Uni Soviet. Para pemimpin negara Eropa (Uni Eropa) berkumpul dan melalui presiden Uni Eropa saat itu Gianni De Michelis mengeluarkan statemen bahwa musuh Barat pasca keruntuhan soviet adalah Islam. Kemudian mereka merumuskan tentang perlunya menjadikan negara-negara Islam sebagai negara sekular yang memisahkan antara peran Agama dan negara.
Dari sini jelas sekali terlihat upaya-upaya Barat yang tiada henti untuk menghancurkan ummat Islam. Lebih jauh Samuel Huntington, didalam bukunya The Clash of Civilization (1996) mengatakan, “Hubungan antara Islam dan Kristiani biasanya ibarat badai. Keduanya adalah perkara yang berbeda satu sama lain. Pertempuran abad ke dua puluh antara Demokrasi Libral dan Marxism-Leninism sesungguhnya hanya fenomena dangkal yang akan sirna ketika dibandingkan dengan hubungan pertempuran yang terus berlangsung dan mendalam antara Islam dan Kristen” Samuel juga mengatakan, “Islam adalah satu-satunya Peradaban yang membuat keberlangsungan Barat berada dalam keraguan. Hal itu paling tidak telah dua kali dilakukan”
Akan kaitannya dengan faktor-faktor yang menyebabkan pertempuran antara Islam dan Barat di masa mendatang Huntington menyebutkan lima faktor:
  1. Pertumbuhan penduduk dunia Islam menggantikan jumlah yang amat besar dari para pemuda pengangguran dan tamak yang direkrut menjadi tentara untuk urusan-urusan Islam.
  2. Kebangkitan Islam telah memberikan kepercayaan (positifisme) baru bagi kaum Muslim pada sifat dasar dan kemampuan peradaban mereka serta nilai-nilai khas mereka dibandingkan dengan peradaban dan nilai-nilai bagi Barat.
  3. Usaha Barat penjajah yang terus menerus menyebarkan nilai-nilai dan organisai-organisaniya, serta campur-tangan mereka di dalam pergolakan-pergolakan yang terjadi di dunia Islam telah menyebabkan kekesalan hati yang amat dalam pada diri kaum Muslim.
  4. Runtuhnya Sosialisme telah melenyapkan musuh bersama bagi Barat dan Islam. Sehingga, tinggal keduanya (Islam dan Barat) yang menjadi musuh yang akan membahayakan satu sama lain.
  5. Gesekan (friksi) dan percampuran yang terus bertambah antara kaum Muslim dan Barat akan membangkitkan sensifitas-identitas khusunya pada masing-masing pihak. Bagaimana tidak, satu sama lain saling berbeda.
Inilah lima faktor-faktor terpenting bagi terjadinya pertempuran antara Barat dan Islam dan terus akan berjalan kedepan menuju sebuah pertempuran baru.
Kendati demikian, terdapat banyak orientalis yang mengkaji Islam secara objektif. Kelompok yang berpegang teguh dalam penelitiannya dengan prinsip keilmuan, penuh kejujuran dan bersikap apa adanya. Sehingga dengan penelitiannya yang mendalam mengenai Islam mereka mendapatkan hidayah dari Allah Swt. dan memeluk Islam.
Tokoh-tokoh orientalis yang diberi hidayah oleh Allah Swt. untuk memeluk Islam adalah: Lord Headly, Ethan Deneeh dan Dr. Greeneh, dan masih banyak lagi para pemikir dan orientalis lainnya yang mendapatkan hidayah Allah untuk masuk Islam setelah melalui proses berpikir yang panjang. (ibnusholahcentre)
Oleh: H. Devi Muharrom Sholahuddin, Lc.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an Al-Karīm
el-Badawiy, Dr. Hasan Abdul Rauf M. dan Dr. Abdurrahman Ghirah, Orientalisme dan Missionarisme, Menelikung Pola Pikir Umat Islam (Bandung: Rosda, 2007)
Hillenbrand, Carole, Perang Salib, Sudut Pandang Islam (Jakarta: Serambi, 2005)
Husaini, Adian, Wajah Peradaban Barat, dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (Jakarta: Gema Insani Press, 2005)
Imarah, Muhammad, Al-Gharb wa l-Islām, Aina l-Khaā? wa Aina a-awāb? (Kairo: Maktabah Asy-Syurūq ad-Dauliyyah, 2004)
Imarah, Muhammad, Al-Islām fī ‘uyūn Gharbiyyah, Baina iftirā l-juhalā wa ināfi l-‘Ulamā, (Birut: Dār asy-Syurūq, 2005)
Imarah, Muhammad, The Tolerance of Islam dalam Jurnal Islam Today, No. 21 1425/2004
http://www.isesco.org.ma/english/publications/Islamtoday/21/P3.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar